Kinerja Bank Syariah Seperti Lambat

Bank Syariah merupakan perbankan yang menerapkan prinsip dasar hukum agama Islam (syariah) dalam menjalankan bisnis. Dengan konsep ini sebetulnya bank harus mendapatkan laba seperti halnya bank konvensional. Berbeda dengan bank konvensional akad kredit di bank syariah menggunakan hukum dasar Islam untuk menghindari Riba.

Namun demikian menurut beberapa pakar ekonomi, kinerja bank syariah di akhir tahun 2008 ini ternyata tidak sebaik yang diperkirakan. Berikut adalah cuplikan liputan yang kami sadur dari detik finance.

Perkembangan bank syariah nasional hingga kini belum menggembirakan. Pertumbuhan konsumen ibarat kura-kura yang berjalan sangat lambat begitu juga dengan pertumbuhan kreditnya. Pangsa pasar (market share) perbankan syariah hingga November 2008 baru mencapai 2,08% dengan total aset Rp 47 triliun. Pencapaian ini masih jauh dari target market share sebesar 5%.

"Kinerja perbankan syariah sampai November 2008, market share 2,08% dengan total aset Rp 47 triliun. Kalau mau mencapai 5% harus dua kali lipat ke Rp 90 triliun," kataDeputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Siti Fadjrijah dalam keterangan pers di Gedung BI, Jakarta, Rabu (28/1/2009). Sedangkan untuk Finance to Deposit Ratio (FDR) pada periode yang sama mencapai 112,7% dan Non Performing Finance (NPF) gross 4,9% dan net 2,4%.

Kinerja perbankan syariah juga tidak terlalu menggembirakan dari sisi jumlah nasabah dan penyaluran kredit. Jumlah konsumen perbankan syariah hanya naik tipis dari 2007 yang sebesar 2,845 juta menjadi 3,799 juta hingga November 2008. "Jumlah customer tumbuh, tapi menyedihkan karena pelan. Hingga November 2008 adalah 3,799 juta setelah adanya Festival Ekonomi Syariah pertama," katanya.

Pertumbuhan yang tidak banyak juga terlihat di penyaluran kredit yang hanya naik dari 512 ribu nasabah di 2007 menjadi 589 ribu nasabah di Nivember 2008. "Financing dari debitur jalannya kaya kuya (kura-kura)," kata Siti. Saat ini, jumlah Bank Umum Syariah (BUS) yang ada menjadi 5 bank dimana Bank Umum Syariah (BUS) Bukopin dan BRI resmi beroperasi pada 1 Januari 2009.

"Unit Usaha Syariah (UUS) berkurang 2, karena tadi Bukopin dan BRI spin off dari unit usaha ke bank umum," katanya. Jumlah kantor bank syariah saat ini adalah 908 kantor ditambah channeling sebanyak 1.452 kantor. Ia juga mengakui, kendala pengembangan bank syariah selama ini adalah masalah tenaga pemasaran yang belum bisa mengalahkan pemasar structured product. "Kendala selama ini human resources. Tenaga promosi atau pemasarnya tidak lebih pintar dari tenaga pemasar di structured product, promosi syariah belum masuk hingga pelosok. Jadi kita punya campaign strategy supaya marketing masuk ke pelosok," katanya.

Dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang relatif Islam, seharusnya pangsa pasar bank syariah menjadi lebih besar. Namun demikian karena memang kebanyakan pebisnis besar di Indonesia mayoritas berasal dari suku tionghoa maka pasar syariah tidak begitu berpengaruh penetrasinya di Indonesia

Tidak ada komentar: