Kaya dengan Berkebun Emas
Beberapa tahun yang lalu penulis pernah mendapatkan tawaran dari seorang rekan untuk membeli emas dengan cara gadai. Pada saat tersebut berhubung pengetahuan masih kurang, tentu saja saya menolak dan lebih memilih berinvestasi di jalur yang saya yakini yaitu di dunia saham.
Beberapa minggu kemarin kebetulan rekan penulis tersebut datang berkunjung dan dia bercerita mengenai keberhasilannya menerapkan teknik berkebun emas untuk mendapatkan emas sebanyak-banyaknya dengan modal yang sesedikit mungkin. Mendengar cerita ini tentunya penulis akhirnya memutuskan untuk mencari tahu cara berkebun emas yang lebih efektif daripada membeli emas secara konvesional.
Jadi bagaimana cara berkebun emas untuk menghasilkan margin yang optimal? Bank mana yang harus saya pilih agar biaya gadai dan biaya taksir emas bisa ditekan? Bagaimana perbandingan prosentasi nilai taksir dari perbankan syariah kita yang mendukung teknik berkebun emas ini? Simak ulasan berikut ini
Sebetulnya komoditas emas dimanfaatkan oleh investor sebagai alat untuk melindungi nilai uang serta instrumen investasi jangka panjang. Emas memiliki harga yang relatif stabil dalam jangka pendek namun bisa mengalami kenaikan signifikan dalam jangka panjang mengikuti atau melebihi tingkat inflasi suatu negara. Namun dengan tren bullish harga emas beberapa tahun belakangan ini, banyak investor yang memanfaatkan momen tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari jual beli emas jangka pendek yang biasa disebut sebagai berkebun emas. Mari kita belajar investasi emas dengan cara berkebun emas ini.
Sistem berkebun emas memanfaatkan jasa pegadaian yang disediakan oleh bank ataupun lembaga lainnya untuk memperbesar modal dalam membeli emas di mana emas yang sudah ada di tangan digadaikan untuk mendapatkan modal membeli emas berikutnya yang kemudian digadaikan lagi. Sistem seperti ini memungkinkan investor untuk membeli emas dengan modal lebih sedikit yang kemudian dijual pada saat yang tepat untuk memperoleh keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang. Sistem ini juga menguntungkan pihak bank karena bisa meningkatkan omset penjualan produk gadainya.
Lebih jelasnya, mari kita lihat contoh cara berkebun emas yang biasa dilakukan para pekebun emas:
Beli emas batangan 25 gram seharga Rp 10jt (per gram Rp 400rb) yang kemudian digadaikan, dapat Rp 8jt (asumsi nilai taksiran 80% dari nilai emas)
Beli emas 25 gram lagi dari uang Rp 8jt + Rp 2jt dari modal sendiri dan kemudian digadaikan lagi, dapat lagi Rp 8jt, gadaikan lagi untuk dibelikan emas. Ulangi beli gadai ini berulang-ulang.
Di sini kita asumsikan investor membeli sampai emas ke-5. Emas terakhir ini disimpan untuk modal menebus emas kembali nanti.
Dengan cara berkebun emas tersebut di atas, investor bisa memiliki emas sebanyak 125gram (5x25gram) senilai Rp 50jt hanya dengan modal Rp 18jt (Rp 10jt modal awal + Rp 2jt untuk emas-emas berikutnya), tentunya belum termasuk biaya gadai maupun biaya lainnya.
Pada saat harga emas menanjak, emas-emas yang telah digadaikan ditebus kembali satu persatu dengan modal emas yang ada di tangan. Jadi, jual emas ke-5 untuk menebus emas ke-4 yang kemudian dijual lagi untuk menebus emas ke-3. Ulangi sampai semua emas ditebus, lalu jual semuanya. Keuntungan investor berupa selisih dari (hasil penjualan - nilai tebus gadai) dan (modal awal + biaya gadai). Sebagai contoh, asumsi harga emas naik 30% menjadi 13jt dan biaya gadai Rp 4jt. Maka keuntungan yang diperoleh: (Rp 65jt - 32jt) - (Rp18jt + Rp 4jt) = Rp 11jt.
Bandingkan keuntungan dari cara berkebun emas seperti ini dengan keuntungan yang diperoleh jika menggunakan cara investasi emas konvensional. Modal Rp 22jt digunakan untuk membeli emas batangan 55 gram (per gram Rp 400rb). Emas kemudian dijual pada saat harga emas naik 30% (Rp 520rb), uang yang diperoleh sebesar Rp 28.600.000,-. Keuntungan yang didapat hanya sebesar Rp 28,6jt - Rp 22jt = Rp 6,6jt.
Semua harga maupun hitungan di sini hanya merupakan asumsi, harga dan kondisi sebenarnya di lapangan tentunya tidak akan sama.
Teknik berkebun emas jangka pendek hanya cocok diterapkan pada saat harga emas sedang mengalami penurunan dan kenaikan tajam. Cara berkebun emas seperti ini memungkinkan investor untuk menggadaikan emas dalam waktu sesingkat mungkin (bisa dalam hitungan hari, minggu ataupun bulan) sehingga bisa menekan biaya gadai dan mendapatkan keuntungan maksimal. Caranya, dengan membeli emas saat harga emas sedang turun yang kemudian digadaikan dan dijual secepatnya pada saat harga emas melonjak.
Untuk investasi jangka panjang, emas biasanya digadaikan dalam waktu cukup lama (bisa satu, dua atau tiga tahun) sampai harga emas mengalami kenaikan yang signifikan minimal 30% untuk kemudian ditebus dan dijual kembali. Tentunya investor harus siap untuk membayar biaya gadai yang harus dikeluarkan selama emas digadaikan.
Cara berkebun emas ini juga bisa dimanfaatkan oleh investor untuk yang saat ini belum memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi emas dalam jumlah yang diinginkan. Selain itu, dengan teknik ini, investor bisa membeli emas dengan harga saat ini dengan uang yang akan dimiliki investor di masa depan.
Beberapa tips dalam berkebun emas:
Beli pada saat harga emas rendah, jual pada saat harga emas tinggi. Jika terpaksa menebus dan menjual emas pada saat harga turun, investor bukan saja bisa kehilangan potensi keuntungan, tapi juga berpotensi mengalami kerugian dari biaya gadai yang sudah dibayarkan.
Agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal dari teknik berkebun emas, gadaikan emas anda di tempat gadai yang menawarkan nilai gadai paling tinggi dengan biaya paling rendah.
Gadaikan emas dalam waktu sesingkat mungkin jika anda bermaksud mendapatkan keuntungan jangka pendek dari teknik berkebun emas ini.
Saat ini, sudah ada banyak lembaga yang menyediakan jasa pegadaian emas, termasuk diantaranya Bank Syariah Mandiri, Bank Jabar Banten Syariah, BRI Syariah dan Pegadaian, yang bisa dimanfaatkan oleh para investor yang ingin menerapkan cara berkebun emas ini . Nilai taksiran dan biaya yang harus dibayar bervariasi antar lembaga satu dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar